Foto ilustrasi pengikut Komunitas Blogger Cirebon |
Surat Pembaca – Rebon.Org, Halo sobat blogger dan sobat citizen journalism di mana pun Anda berada. Kami dari Komunitas Blogger Cirebon mendapatkan email dari pembaca setia kita Riyandhi. Berikut adalah surat terbuka yang ditulis oleh dia untuk dibaca bersama-sama, semoga informasi surat terbuka kirimannya dapat bermanfaat sebagai masukan untuk kita semua khususnya mereka yang terlibat dalam kegiatan event musik di Cirebon.
Refleksi awal tahun
SURAT TERBUKA UNTUK PENYELENGGARA EVENT MUSIK DI CIREBON
Hallo, selamat merayakan hari ke – 11 ditahun 2016 buat yang merayakannya. Kenalan dulu yak biar akrab dan bisa bertegur sapa kalau kebetulan ketemu dijalan. Nama saya Riyandhi, ada nama panjangnya sama (bin) yang diakhiri nama bapak saya, tapi tidak usah saya sebutkan karena kita belum saling kenal. Saya orang Cirebon yang kebetulan tinggal di Jakarta untuk mencari nafkah dan kadang hanya untuk bermain saja.
Saya malu sebenarnya untuk menulis surat cinta ini, karena saya belum bisa buat apa –apa untuk kota kelahiran saya, Cirebon. Tapi ya kadung saya sangat cinta Cirebon dan atas desakan kegundahan, akhirnya saya coba – coba beranikan saja tanpa tau malu.
Dear penyelenggara event musik di Cirebon,
Pertama, tolong beri saya respon atas tulisan ini melalui surat elektronik ke meretasasa(at)gmail(dot)com. Mari berdiskusi.
saya selalu mengernyitkan dahi ketika dapat informasi acara musik ini itu di linimasa dan beberapa acara yang saya datangi. Saya heran dengan fenomena konser musik di cirebon yang harga tiketnya selalu mahal dibanding dengan kota – kota lain yang setara kondisinya dengan Cirebon. Tiket konser musik di Cirebon mahal, aseli mahal, Demi Allah, mahal. Gak percaya? Mari flashback…
1. Konser Sheila On 7, Mei 2015. Harga tiket mulai 225.000 presale hingga paket 1.450.000, ya wis bae (ya sudah aja – red).
2. Konser Sentuh Dengan Hati bersama Raisa, harga tiket mulai dari 300.000 hingga 990.000
3. Soundsation, Maliq & D’essential, harga tiket 150.000.
4. Cirebon musik sore yang menampilkan payungteduh dan White shoes and the couples company, harga tiket 75.000 sampai 200.000. Loh itu kan murah? Mahal…! Saya nunggu sampe 3 jam lebih, sampe nonton sound check.
Dan yang paling recent update adalah konser Mocca awal februari ini di swis-belHotel Cirebon yang dihargai Rp. 200.000 untuk kelas festival (semua berdiri). Ini fenomena gila menurut saya, untuk ukuran kota yang sedang berkembang harusnya semua lini saling mendukung agar tercipta produk budaya yang mempunyai daya saing dengan kota – kota lain.
Kesan lain yang membuat “mahal” adalah konten acara yang dibiarkan alakadarnya tanpa akurasi yang mantap. Saya mendapati cerita dari kawan yang menonton konser Raisa, dia membeli tiket yang 300.000 dan sudah saja kayak kondangan, Cuma bedanya ini gak makan, saya kecewa, ungkapnya.
Dear penyelenggara event musik di Cirebon,
Menonton konser adalah hak setiap bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia skena harus dihapuskan. Analisa lain yang membuat saya heran adalah, kok harga tiketnya bisa mahal padahal kan beberapa acara yang telah disebutkan diatas rata –rata di sponsori oleh korporasi besar seperti rokok bahkan ada yang bertajuk produk event rokok, Artinya sudah pasti sokongan dana dari perusahaan rokok tidak sedikit jumlahnya untuk membantu menutupi biaya produksi acara. Dan keheranan lain yang muncul adalah, Industri musik di Cirebon yang saya tahu belum berkembang dan berbanding jauh dengan perkembangan infrastruktur, tingkat konsumsinya masih rendah, sangat sedikit orang yang rela mengeluarkan uangnya untuk membeli merchandise musik atau rilisan fisik, tapi harga tiket konser mahal, hingga saat ini saya masih bingung, apakah analisa saya yang salah atau mereka (event organizer) yang malas untuk menganalisa pasar?
Bukankah setiap event organizer mengharapkan nama dan produknya sustain?. Tidaklah adil kalau harus mengorbankan penonton/ sponsor, demi mendapatkan keuntungan (materi dan non materi) dalam satu kegiatan saja. Semua lini harus bersinergi, panitia, sponsor dan kami sebagai konsumen harus sama – sama puas, puas secara audio, visual dan market.
Dear penyelenggara event musik di Cirebon
Kita harus banyak belajar dari kota besar yang sudah tumbuh budaya musiknya. Karena tanggung jawab seorang event manager tidak stop di acara tersebut saja. Harapan yang timbul nantinya adalah menjadikan musik itu sebagai industri, mengembangkan potensi kreatifitas generasi muda dan munculnya band/musisi baru di kota ini yang tidak itu itu saja.
Terimakasih yang sudah mau membaca surat ini.
Salam,
Riyandhi
Sepakat .. Apapun itu eventnya, cuman ada dua sasaran utama; Profit dan profit. Sehingga nihil untuk melihat aspek – aspek lainnya. Owh iya, kalo bisa jangan ngadain lagi konser musik (apapun itu bentuk perayaannya), kecuali perayaan budaya Gua Sunyaragi. Tengok Goa sunyaragi dari segi silsilah dan sejarahnya. Bangsa yang besar dan beradab adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.
Coba nonton gigs yg di buat @paramonsterkolektif no provit,gratissssss
masukan yang positif dan objektif..
halo Teman – teman terimakasih atas responnya,
sebelumnya mohon maaf karaena tulisan saya kurang komprehensif mendedel sebab dan akibatnya.
Dear Efri Fahmi dan Ache Hole, yang saya garis bawahi disini adalah bukan menyoal profit dan non profit, namun ada harga yang harus dibayar dengan kepuasan, apa output dari sebuah event itu? karena tujuan orang menonton sebuah acara (kerucutkanlah disini acara konser) berbeda – beda, ada yang memang fans dari artis tersebut, ada yang memang hanya datang untuk menonton, ada yang ingin melihat seluruh konten acara mulai dari seni permainan lighting, dekorasi acara (visual), dan banyak lagi motif lainnya. Dan satu yang membuat saya heran adalah harga tiket konser di Cirebon yang relatif mahal namun tidak sesuai dengan apa yang didapat, konsep, tata panggung, tata cahaya, dan gimmick lainnya dibiarkan alakadarnya.
yang di bilang mahal disini masih dalam kata relatif… tidak ada alat ukur untuk menentukan murah dan mahal suatu event dalam segi tiket…
saya setuju dengan kalimat diatas, namun kontradiksi saya adalah kenapa pengemasan sebuah event di Cirebon yang tiketnya katakanlah diatas 200 ribu rupiah tidak sebanding dengan apa yang didapat.baik secara visual maupun audio. mari kita bandingkan dengan event lain yang setara perkembangan kotanya baik secara sosial, demografi dan kultur popular-nya, di Purwokerto kemarin saya bisa menonton artis – artis besar seperti Efekrumahkaca, wsatcc dan Goodnight Electric dengan kualitas sound, visual, tata panggung dan tata cahaya yang baik hanya dengan membayar 30,000 rupiah saja. harusnya di Cirebon juga kalau ingin maju mulailah analisa sedetil mungkin mulai dari campaign hingga eksekusi. saya yakin "beberapa orang" fans raisa di Cirebon tidak akan ngomel – ngomel di medsos setelah membeli tiket 300ribuan kalau kualitas eventnya bagus apalagi memberikan efek positif bagi atmosfir musik di Cirebon, Contohnya. 🙂
Iya semoga ada perbaikan, intinya sih begitu… hehee… 🙂
pembuatan event konser atau event apapun di cirebon memang hampir semuanya tidak memperhatikan apa yang pengunjung dapatkan dari event tersebut.
hal itu terjadi karena kurangnya pengalaman dan menyepelehkan tentang yang namanya persiapan event (apa kata nanti aja ) para penyelenggara event tersebut :D,
saya yakin kl ada event seperti ultra music festival di crb dengan harga tiket 4jt pasti akab ramai dan tidak terlihat mahal :D, semoga ga terlambat commentnya hahaha