— (by Dodi Nurdjaja on rebon.org) —
Salam Rebon.
Entah sejak kapan, saya terbiasa dengan logika pantun (http://dodi-nurdjaja.blogspot.com/2012/12/yahooanswers-diplomasi-1.html).
Dalam pantun, aturannya memiliki 4 baris. Pada 2 baris awal adalah sampiran dan pada 2 baris akhir adalah isi. Ada pula pantun singkat, hanya memiliki 2 baris. Baris pertama adalah sampiran dan baris kedua adalah isi. Pantun singkat disebut gurindam. Lalu ada juga soneta, pantun panjang. Selain itu ada juga pantun berantai. Kesamaan dari semuanya adalah memiliki sampiran dan isi.
Jadi, yang saya maksud dengan logika pantun adalah adanya sampiran dan isi. Ini biasa terjadi pada setiap kali saya mencoba memahami sesuatu. Dan berlanjut ketika saya memaparkan hal itu.
Ada 2 artikel rebon yang membuat saya termenung:
- https://www.rebon.org/2015/01/cerita-dibalik-perayaan-tahun-baru.html
- https://www.rebon.org/2015/01/cirebon-harus-menjadi-kota-tujuan.html
Apa hubungannya dengan logika pantun?
Bagi saya 2 tulisan itu bagaikan pantun yang berupa sampiran dan isi. Tulisan pertama adalah sampiran, dan tulisan kedua adalah isi.
Tambahan https://www.rebon.org/2014/12/blogger-cirebon-mengajak-pelajar-untuk.html sebagai baris-baris antara, sehingga menjadi soneta (pantun panjang).
Blogger yang tergabung di rebon.org tentu sedikitnya memiliki kepedulian terhadap perkembangan Cirebon, utamanya sebagai tujuan wisata. Secara kebetulan, saya juga menemukan dan membaca http://titiw.com/2014/12/31/secercah-asa-untuk-pariwisata-indonesia/ (Secercah Asa Untuk Pariwisata Indonesia) yang dipublikasikan tepat di akhir tahun 2014. Bagi saya, artikelnya sangat mengena, mewakili 3 artikel di rebon.org tadi. Boleh dibilang, isinya cuma sekedar curhat (curahan hati, bersifat sampiran). Tapi sarat dengan makna (isi).
Ya. Secara khusus “isi”, ini soal wisata. Lalu “sampiran”-nya? Itu dia. Siapa yang sesungguhnya menjadi “sampiran” bagi “isi” pantun wisata Indonesia?
Saya mencoba melirik ke halaman wiki, dan menemukan http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja_Duta_Wisata_Indonesia (Remaja Duta Wisata Indonesia). Tentu mereka adalah remaja yang sudah dibekali wawasan tentang wisata Indonesia, lengkap dengan tata cara perilaku dan bicara yang formal.
“Mereka diharapkan menjadi citra teladan generasi muda Indonesia yang dinamis, kreatif dan cerdas, juga menjadi ujung tombak Dinas Pariwisata dalam mempromosikan kepariwisataan Indonesia secara nasional maupun internasional.“
Ujung tombak? Apa nggak salah? Bukannya blogger yang sebagai ujung tombak?
Atau mungkin karena saya terlanjur menjadi seorang blogger (yang berangkat dari tulisan sejarah dan budaya Cirebon)? Mungkin saya memang sudah terkontaminasi artikel http://www.whateverbackpacker.com/2013/01/travel-blogger-adalah-ujung-tombak.html (Travel Blogger adalah Ujung Tombak).
Maka saya mencoba untuk keluar dari subyektivitas saya sebagai blogger. Saya kemudian mencoba merenungkan artikel http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2015/01/20/jadikan-wni-di-ln-sebagai-ujung-tombak-pariwisata-718165.html (WNI di LN sebagai ujung tombak). Tapi ironisnya, itupun adalah artikel seorang blogger kompasianer.
Mungkin kalau di mata pebisnis, merekalah (atau produk merekalah) yang sebagai ujung tombak.
Sic. Mungkin sudah saatnya kita kembali menengok ke Cak Lontong. Karena, mungkin yang benar-benar sebagai ujung tombak wisata adalah Lemper. http://mik.upi.edu/lemper-ujung-tombak-pariwisata/ [ROFL] [skip /].
Mungkin, memang ada banyak ujung tombak wisata. Blogger adalah salah satunya. Sebagai blogger, saya pun mengajak blogger lain, wabil-khususon yang tergabung di rebon.org, untuk menjadi ujung tombak wisata yang paling depan dan paling tajam, demi kemajuan wisata Indonesia, khususnya wisata Cirebon. http://news.detik.com/bandung/read/2010/04/18/175809/1340584/486/blogger-jadi-ujung-tombak-promosi-wisata-asal-bahasanya-santun .
Ternyata, saya pun menemukan http://ligabloggerid.com/2015/01/19/pekan-ketiga-lbi2015/ , tema “Agenda Wisata 2015 di Daerahku”.
Semoga Terinspirasi
==============================
Pantun Ujung Tombak Wisata
==============================
Ujung-ujungnya memang Blogger yang memiliki peranan besar dalam pengembangan wisata daerah, selain hobby juga bisa meningkatkan promosi wisata di daerah-daerah.
betul sekali kang santosa dan kang dody, saya sependapat dengan agan2 ,,,
Sy spndapat dg pistingan ini…
Saya juga sangat sependapat sodara sodara.
TFCC agan-agan semua.
Mari sebarkan info spot-spot wisata daerah via blog. 😀
Happy blogging. Salam Rebon.
Saya tertarik dengan tulisan anda
Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Indonesia yang bisa anda kunjungi di http://indonesiacorner.gunadarma.ac.id/ Informasi Seputar Indonesia
obat tradisional jelly gamat
obat pengering luka jahitan
obat pengering luka
obat sering kencing